Tuesday, July 11, 2006

Hey, You're Dirty Muslim'
Materazzi juga menyebut Zidane putra teroris.

PARIS -- ''Pourquoi Zidane?'' Mengapa Zidane? Pertanyaan itu masih terus dilayangkan publik Prancis. Mereka tidak ingin penyebab insiden tandukan Zidane menjadi misteri. Sedangkan Zidane belum mau mengungkap semua itu.
Solusi yang ditawarkan banyak pihak untuk mengungkap misteri ini adalah dengan lip-reading, atau pembacaan gerak bibir. Tapi faktor lainnya, asal kebangsaan dan hubungan personal Zidane-Materazzi, tidak bisa dikesampingkan.
Seorang lip-reader di Italia mengaku telah mempelajari gerak bibir Materazzi. Menurut ia, Materazzi mengumpat ''I wish an ugly death to you and your family. Go fuck yourself!'' (Saya harap kamu dan keluargamu mati dalam keadaan nista. Dasar keparat). SOS-Racism, kelompok antirasisme yang berkantor di Paris, mengatakan Zidane tidak akan terprovokasi dengan pelecehan seperti itu. Materazzi, menurut SOS-Racism, menyebut Zidane sebagai dirty terrorist.

''Kami mendesak FIFA melakukan investigasi,'' ujar seorang anggota SOS-Racism, seperti dikutip football.guardian.co.uk. ''FIFA bisa menggunakan rekaman video, dan meminta keterangan wasit, untuk mengungkap insiden ini.''

Bahkan, situs olahraga Telecom's Alice, seperti dikutip International Herald Tribune (IHT) dalam artikel berjudul ''Read my Lips: The Zidane Mystery'', memberitakan Materazzi mencaci Zidane dengan sindiran dirty Muslim. Setelah itu, masih menurut situs tersebut, Materazzi meledek Zidane dengan kata-kata, ''Yeah, yeah, you're the phenomenon.''.

Jessica Rees, lip-reader yang menganalisis rekaman kejadian itu, mengatakan Materazzi berbicara dalam bahasa Italia -- bahasa yang sangat dimengerti Zidane. ''Kami semua tahu kau putra teroris. Saudara perempuanmu pelacur. Bersabarlah. Pertandingan ini bukan untuk nigger seperti kamu.''

Nigger yang dimaksud bukan istilah penghinaan untuk kaum kulit hitam. Kata ini telah mengalami revisi secara luas menjadi sand nigger untuk menghina keturunan Arab di Prancis, dan negara-negara Eropa lainnya.

Zidane adalah putra imigran Aljazair. Ia bermain selama enam musim di Juventus. Ia bersahabat dengan semua rekannya di Juventus, dan enam di antaranya bermain pada final Piala Dunia 2006. Materazzi, bermain di Inter Milan, bukan salah satunya.
Jika analisis lip-reading tadi benar, Materazzi tidak hanya menyakiti Zidane tapi juga mengotori kampanye antirasisme yang dilakukan FIFA. Bukankah setiap kali pertandingan hendak digelar semua tim berpose bersama dengan spanduk bertuliskan Say No to Racism.
Di Aguemoune -- desa kecil yang terletak 260 kilometer sebelah timur Aljir, ibu kota Aljazair keluarga Zidane punya teori lain. Mokhtar Haddad, sepupu Zidane, mengatakan hanya dua hal yang membuat Zidane bisa sangat marah. Yaitu, jika status Muslimnya dilecehkan dan posisi keluarganya diganggu.
''Kami memperkirakan Materazzi menyebut Zidane teroris atau putra Harkis,'' kata Haddad. Harkis adalah istilah untuk menyebut para kolaborator dalam Perang Kemerdekaan Aljazair melawan Prancis. Orang tua Zidane sempat dituduh Harkis, dan mendapat ancaman pembunuhan. Hanya sekali Zidane membuat pernyataan yang membantah tuduhan itu.
Djamel Zidane, adik Zinedine Zidane, berharap sang kakak menelepon keluarga di Aljazair dan menceritakan semuanya dengan jujur. ''Saya yakin insiden ini akan menjadi terbuka,'' kata Djamel. ''Zidane tidak akan bereaksi seperti itu jika tidak benar-benar tersinggung.''
Di Italia, Materazzi membantah telah menyebut Zidane dirty terrorist. ''Itu sama sekali tidak benar. Saya tidak menyebutnya teroris, bahkan saya tidak tahu arti kata itu,'' kata Materazzi seperti dilansir kantor berita Ansa.

Materazzi punya hak membantah atau mengingkari kata-kata yang telah diucapkannya. Tapi publik Prancis, dan fans sepak bola dunia, juga memiliki hak untuk tahu penyebab insiden sebenarnya. teg/iht/berbagai sumber
Zinedine Zidan, 34 tahun. Putra imigran Aljazair itu, pernah bermain enam musim di Juventus, sebelum akhirnya pindah ke Real Madrid. Ia bersahabat dengan para pemain asal Juventus, termasuk mereka yang memperkuat Italia pada Piala Dunia 2006.
Cacian Matterazi kepada Zidane sebagai ''son of Harkis'', merujuk pada istilah yang disandangkan kepada para kolaborator dalam Perang Kemerdekaan Aljazair melawan Prancis. Orang tua Zidane sempat dituduh Harkis, dan mendapat ancaman pembunuhan. Zidane pernah sekali membuat pernyataan untuk membantah tuduhan itu.

No comments: