Tuesday, July 11, 2006

Materazi memprovokasi Zidane dengan "teroris"

Marah Dibilang Anak Teroris

ROMA-Piala Dunia 2006 telah berakhir. Tapi, dunia masih marak membicarakan provokasi Marco Materazzi terhadap Zinedine Zidane, sehingga menyebabkan playmaker Prancis itu emosi dan terkena kartu merah pada laga final di Berlin, Minggu lalu.
Orang terus bertanya-tanya, kata-kata kotor apa yang diucapkan Materazzi, sehingga mengakibatkan Zizou -julukan Zidane-begitu marah dan menanduknya sampai jatuh. Apalagi, sempat muncul kabar bahwa ucapan bek Italia itu bernada SARA, menyebut Zidane sebagai "teroris kotor."

(tandukan mau zenedine zidane)

Tanda-tandanya, omongan Materazzi memang tidak jauh-jauh dari itu. Paling tidak, itulah pengamatan para ahli penerjemah gerak bibir yang disampaikan lewat media-media Inggris. Bukan hanya itu, mereka juga melaporkan bahwa Materazzi juga sempat menyentuhi bagian tubuh Zidane yang sensitif.

Harian The Sun misalnya, kemarin memuat laporan dari ahli penerjemah gerak bibir ternama, Marianne Frere. Menurut Frere, setelah melihat rekaman kejadian, Materazzi saat itu mengucapkan provokasinya dalam bahasa Italia. Zidane jelas faham omongan itu, karena dia sempat lima tahun membela Juventus.

Dalam rekaman kejadian juga terlihat Materazzi sempat meremas puting Zidane. Kalimat pertama yang terbaca oleh Frere adalah, "Bola tinggi bukan untuk feccia sepertimu." Kata feccia adalah bahasa Italia yang artinya kotoran.

Mendengar hinaan seperti itu, Zidane masih sempat tersenyum dan memilih meninggalkan Materazzi. Tapi, Materazzi terus memprovokasi Zidane. Frere lantas menangkap gerak bibir Materazzi yang mengucapkan kalimat dalam bahasa Italia, "Semua orang tahu kau adalah anak seorang pelacur teroris." Kemudian, Materazzi menutup ejekannya dengan kata kasar yang tak layak dimuat di koran.

Ejekan inilah yang kemudian membuat Zidane emosi. Pemain 34 tahun itu lalu membalik badan dan menanduk dada Materazzi.

Harian Inggris lainnya, The Times, memanfaatkan ahli pembaca gerak bibir Jessica Rees untuk menangkap kalimat yang diucapkan Materazzi. Hasilnya hampir sama. Setelah mempelajari rekaman kejadian, dan dibantu penerjemah bahasa Italia, Rees mengklaim bahwa Materazzi menyebut Zidane sebagai "Anak pelacur teroris" dan menambahkan kalimat kasar di akhir ejekan.

Sedangkan harian The Independent memanfaatkan jasa penerjemah gerak bibir yang bekerja di Globo, sebuah stasiun televisi Brazil. Hasilnya sedikit berbeda. Menurut harian itu, Materazzi menyebut saudara perempuan Zidane sebagai pelacur.
Materazzi sendiri mengakui bahwa dirinya memang telah menghina Zidane. Kepada wartawan setibanya di Roma, Italia, kemarin, dia mengaku terpaksa melakukan itu karena sepanjang pertandingan Zidane bersikap sangat arogan. Meski demikian, Materazzi membantah melontarkan kata-kata teroris. "Saya sempat menarik kaus (Zidane) selama beberapa detik. Dia berbalik, dan menatap saya mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan pandangan yang sangat arogan,'' aku Materazzi dalam sesi wawancara dengan Gazzeta dello Sport. "Dia lalu berkata, jika kamu memang menginginkan kausku, saya akan memberikannya setelah pertandingan. Lalu, saya menjawab dengan sebuah kalimat ejekan,'' tukasnya.
Kalimat apa yang diucapkan Materazzi? Palang pintu Azzurri ini tak mau memberikan keterangan lebih detail. Namun, menurut agen Materazzi, setelah Zidane mengakhiri kalimatnya, Materazzi langsung menjawab kalau dia lebih senang melepas kaus istri Zidane.
Benarkah? Materazzi tetap bungkam. Menurutnya, kalimat ejekan yang dia ucapkan merupakan kalimat yang biasa dilontarkan pemain di lapangan. "Itu adalah kalimat ejekan yang biasa kami dengar di lapangan, yang kadang tak pernah kami hiraukan,'' ujarnya
"Yakinlah, bahwa saya tak pernah menyebut kalimat teroris. Itu bukan kebiasaan saya dan saya sendiri tak pernah tahu apa itu teroris Islam. Menurut saya, yang namanya teroris itu dia,'' lanjut Materazzi sembari menunjuk bayi perempuannya yang baru berumur 10 bulan, dan saat itu tengah tertidur.

Materazzi juga membantah tuduhan kalau dia menjelek-jelekkan ibu kandung Zidane. "Saya tidak mengejek ibunya. Menurut saya, sosok ibu adalah sakral,'' tegasnya.
Mana yang benar? Para penerjemah gerak bibir atau pengakuan Materazzi? Kita mungkin harus menunggu pengakuan langsung dari Zidane sendiri. Hingga kemarin, dia masih belum mau berkomentar soal provokasi Materazzi di lapangan. Tapi, menurut agennya Alain Migliaccio, Zidane akan memberikan pengakuan secara terbuka pada akhir pekan ini, sembari menunggu emosinya reda.

FIFA sendiri sejauh ini masih belum menindaklanjuti insiden kartu merah Zidane tersebut. Mereka juga masih menunggu pengakuan dari pemain yang resmi pensiun usai final Piala Dunia Minggu lalu itu.

WASIT JUGA KAGET
Wasit Horacio Elizondo yang memimpin laga final Italia lawan Prancis Senin lalu, ternyata juga tak mengira kalau Zinedine Zidane bisa melakukan tindakan di luar kontrol.
Pengakuan ini disampaikan ayah kandung wasit Argentina tersebut, Agustin Elizondo kepada tribalfootball. Agustin yang sempat mengontak anaknya usai pertandingan, memaparkan bahwa sebetulnya Elizondo tak melihat kejadian heboh di menit ke-110 itu. Elizondo akhirnya mencabut kartu merah setelah mendengar keterangan dari wasit cadangan.
Elizondo yang sebelumnya mengganjar Wayne Rooney dengan kartu merah ketika Inggris tersingkir di perempat final, tak menyangka kalau Zidane melakukan aksi brutal di lapangan.
"Saya berbicara dengan Horacio (Elizondo) usai pertandingan itu. Dia kelihatan bahagia bisa memimpin laga final. Namun saat membahas soal tandukan Zidane suaranya terdengar sedih. Dia tidak mengerti mengapa Zidane melakukannya," tutur Agustin.

Agustin menambahkan, bahwa Elizondo menyebut Zidane dengan istilah Loco. Sebuah kata dalam bahasa Spanyol yang berarti gila. "Zidane bertindak loco. Saya sendiri tak paham mengapa ia sampai berbuat seperti itu," tukas Agustin menirukan pernyataan anaknya

No comments: